Senin, 06 Januari 2014

Perjalanan Admin Infoforkisma dan Ahlussunnah-batang ke Degolan Yogyakarta (30 Desember 2013)

YOGYAKARTA (ahlussunnah-batang.blogspot.com) - Alhamdulillah, pada hari Senin 30 Desember 2013 kemarin, kami (admin ahlussunnah-batang.blogspot.com bersama dengan admin infoforkisma.wordpress.com) melakukan kunjungan ke Ponpes Ihya As Sunnah Yogyakarta yang diasuh oleh Ustadz Jafar Umar Thalib, dan berikut adalah reportase perjalanan tersebut, sebagaimana yang dirilis oleh infoforkisma.wordpress.com ;

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Senin 30 Desember, dipenghujung tahun 2013 M, admin infoforkisma dan admin Ahlussunnah-Batang melakukan perjalanan ke kota Yogyakarta. Tujuan perjalanan kali ini adalah Ponpes Ihyaas Sunnah. Sebuah Pondok Pesantren yang terletak di Jl. Kaliurang km.15 Umbulmartani, Ngemplak-Sleman. Disinilah Ustadz Ja’far Umar Thalib sehari-hari mengajar muridnya di sebuah masjid kecil di komplek pondok tersebut.

Tiba di Ponpes Ihyaas Sunnah kami istirahat sebentar di masjid pondok. Ketika itu sedang ada beberapa santri yang belajar didalam masjid. Terdengar jelas mereka sedang menghafal hadits dengan suara keras. Dipandu oleh seorang pengampu, anak-anak kecil yang usianya belasan tahun itu tampak semangat menghafal.

Suasana lingkungan pondok yang tenang (bahkan cenderung sepi) membuat kami berjalan melihat suasana sampai kemudian kami bertemu dengan Ust . Abdul Hakam di kantor pondok. Perbincangan hangat mulai mengalir tentang kondisi pondok, sistem pelajaran dan tentang dakwah ahlussunnah dewasa ini.

“Disini anak-anak belajar dengan sistem mulazamah sampai beberapa tahun. Nanti kalau mereka mau melanjutkan ya kami persilahkan. Mau ke Yaman atau yang lain” begitu kata beliau. Kemudian kami menyinggung soal majalah Salafy yang baru diterbitkan kembali. “Ya insyaAllah kami akan terbitkan. Begitu materi siap dan semuanya siap, ya kita cetak. Dakwah tidak harus ditentukan dengan waktu” ujar beliau yang ketika itu tampak santai di kantor pondok.

Terkait dengan dakwah, beliau menasehatkan sebuah nasehat yang patut kita ingat. “Dakwah ahlussunnah itu menutup segala pintu perpecahan. Benar perbedaan dan perpecahan akan terjadi namun kita harus berusaha untuk menutup pintu tersebut. Bukan malah kita membuka pitu perpecahan” kemudian beliau menceritakan bagaimana usaha Utsman bin Affan Radliallahuanhu untuk menyatukan kaum muslimin dalam masalah bacaan Al Quran. Selain itu beliau juga menyinggung soal bahaya syiah dan pentingnya membendung meluasnya syiah di Indonesia.


Menemui Ustadz Ja’far Umar Thalib
Setelah kami berbincang hangat dengan Ust Abdul Hakam di ruang tamu kantor, kami kemudian ijin untuk menemui Ust Jafar Umar Thalib yang ketika itu berada dirumahnya. Berjalan beberapa meter dan masih dilingkungan pondok, kami mencoba mengetuk pintu pekarangan rumah ustadz yang bercat putih tersebut.

“Assalamualaikum”
“Wa’alaikum salam warahmatullah, mari-mari…ahlan” sambut beliau dengan senyum dan wajah yang ceria. Kami menyalami beliau dan beliau mempersilakan duduk. Beliau tampak sedang berbincang santai diteras rumah ketika itu. Dari teras terlihat perpustakaan pribadinya yang berisi banyak kitab berjejer rapi.

Saling menanyakan kabar, admin Ahlussunnah Batang memulai pembicaraan dengan kegiatan dakwah yang ada di Pekalongan. Beliau menceritakan awal mula berdirinya pondok yang ada sekarang.

“Tahun 94 saya mulai disini. Dulu awalnya ngontrak. Akhirnya Allah kasih rejeki sehingga bisa seperti ini”. Tentang keberadaan pondok yang berdampingan dengan rumah penduduk beliau mengatakan “Ya. Kita nyatu sama penduduk alhamdulillah”

Ketika ditanya tentang rencana pengajian di Solo, beliau mengatakan mungkin dalam waktu dekat akan ke Solo. Diantaranya akan membahas tentang manuver Syiah yang makin meresahkan. Beliau menasehatkan supaya pihak pemerintah ikut berperan aktif dan memanfaatkan lembaga yang sudah dibentuk dalam mewaspadai dan menindak gerakan aliran sesat. Obrolan semakin hangat dan beliau sangat bersemangat dalam menyampaikan seakan-akan beliau sedang mengisi kajian. Beliau berharap agar gerakan terselubung Syiah segera dihentikan.

Mendung semakin menghiasi langit Jogja ketika itu. Suasana jalan Kaliurang km.15 semakin mendung menjelang dzuhur. “Sudah beberapa hari ini sini ndak hujan” begitu kata beliau. Sebelum waktu dzuhur tiba, kami pun pamit undur diri untuk melanjutkan perjalanan. (CAN]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan saran dan kritiknya