Sabtu, 17 Maret 2012

Dakwah Salafiyyah Di Pekalongan

       Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh ta'ala, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosululloh Muhammad sholallohu alaihi wassalam, amma ba'du.
     Kota Pekalongan dengan jargonnya sebagai Kota Santri dan iklim religius yang sangat kental, alhamdulillah, dewasa ini telah berkembang dengan cukup pesat dakwah salafiyyah di Kota Batik ini. Dakwah yang mubarokah, mengajak ummat untuk mentauhidkan Alloh, berlepas diri dari bid'ah, syirik dan ta'ashub (fanatisme) golongan, memang sesuai dengan fitroh manusia. Sehingga tak heran apabila dakwah tauhid ini mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat, terbukti dengan banyaknya masyarakat yang mengikuti kegiatan-kegiatan kajian islamiyah bermanhaj salaf. 
      Penulis, secara historical (sejarah), tidak mengetahui secara detail kapan persisnya dakwah salafiyyah pertama kali muncul di Pekalongan. Namun menurut penuturan sejumlah ikhwan (teman-teman pengajian), dakwah ini tidak lepas dari peran Ustadz Ja'far Umar Thalib yang sering mengisi kajian di Pekalongan sekitar periode 1990an. Sejumlah ustadz lain pun turut andil dalam dakwah ini, diantaranya adalah Ustadz Tasiwan, hafidzahumulloh. Adapun penulis, hanyalah anak kemarin sore yang kemudian hanya mengetahui bahwa dakwah salafiyyah sudah berkembang dengan pesat di Pekalongan akhir-akhir ini. Allohu a'lam.
     Mengawali perjalanan dakwah salafiyyah di Pekalongan, adalah seorang ulama Ahlu Sunnah yang tersohor di masa ini, yang merupakan murid senior dari Ahli Hadits abad ini Syaikh Muhammad Al Albani, yakni Syaikh Ali Hasan Al Halabi dari Yordania yang telah berkunjung ke Pekalongan sekitar pertengahan tahun 2011. Beliau memberikan muhadhoroh (ceramah) di Masjid Imam Syafi'i, Jl Toba Pekalongan. Didalam acara tersebut turut hadir pula Walikota Pekalongan dr. Ahmad Basyir. Satu hal yang membuktikan bahwa dakwah salafiyyah tengah melebarkan sayapnya di Kota Santri ini.
     Lebih lanjut, insya Alloh, dalam waktu dekat ini Pekalongan akan kembali kedatangan seorang Ulama Ahlu Sunnah dari Kota Suci Madinah, yakni Syaikh Dr. Anis Thahir, yang merupakan salah satu pengajar di Masjid Nabawi, bi'idznillah insya Alloh. Alhamdulillah, tidak hanya para masyayikh, para asatidz kibar pun pernah bahkan rutin memberikan kajian di Pekalongan, diantaranya Ustadz Yazid Jawas (Jakarta), Ustadz Abdul Hakim Abdat (Jakarta), Ustadz Ja'far Umar Thalib (Jogjakarta), Ustadz Luqman Ba'abdu (Jember ), Ustadz Muhammad As Sewed (Cirebon), Ustadz Dr, Ali Musri (Jember), Ustadz Abdullah Taslim MA (Kendari), Ustadz Firanda MA (Papua) dan para asatidz lainnya hafidzahumulloh.
     Radio dakwah dan buletin islam mingguan pun tak kalah meramaikan perkembangan dakwah salafiyyah yang mubarokah ini, diantara radio dakwah yang eksis mengudara adalah radio At Taqwa 1404 AM dan Telaga Sunnah 107,7 FM. Buletin Jumat Al Hidayah yang diterbitkan oleh DKM Masjid Al Hidayah Siwalan Pekalongan rutin terbit tiap jumat dengan meteri dakwah salafiyyah yang menarik pembaca pun tak kalah berperan dalam perkembangan dakwah di Pekalongan.
     Agen Majalah dan Toko Buku bermanhaj salaf pun berdiri dengan gagah di Pekalongan. Toko Buku Abu Ula, Jl. Panjalu 145 Perum Gama Permai 1, belakang Kampus Universitas Pekalongan dan Toko Buku Al Ikhlas komplek Masjid Imam Syafi'i Jl Toba Pekalongan, serta Koperasi di komplek masjid Umar bin Khottob Krapak Lor, menyediakan buku-buku dan majalah islam seperti Asy Syari'ah, Al Furqon, Al Mawaddah, As Sunnah dll.
     Tak kalah dengan media yang lain, sejak sekitar 5 tahun yang lalu telah berdiri Lembaga Pendidikan Islam bermanhaj salaf di Wiradesa yakni Ponpes Ibnu Abbas Al Islami yang berkonsentrasi pada pendidikan dasar 9 tahun, alhamdulillah ala kulli haal, saat ini baru tersedia untuk jenjang SD dan TK yang berkonsentrasi pada program Tahfidz (hafalan) Quran dan Hadits. Selain di Wiradesa, agak jauh ke selatan berdiri pula (dalam perkembangan) Ponpes Muadz bin Jabbal yakni di wilayah Karanganyar dengan jenjang pendidikan SD dan TK. Kemudian di Kecamatan Sragi tepatnya di Daerah Sijeruk, berdiri TK Ibnu Qoyyim yang lulusannya diakui kualitasnya oleh sejumlah Sekolah Dasar Negeri di Sragi.
     Markas dakwah salafiyyah pun tersebar di seantero Pekalongan, diantaranya :
1. Masjid Umar Bin Khottob, Jl. Truntum Krapayk Lor Pekalongan, diasuh oleh Ustadz Abdul Hadi dan Abdush Shomad (Murid Syaikh Muqbil)
2. Masjid Imam Syafi'i, Jl. Toba 30 Pekalongan, diasuh oleh Ustadz Ridwan dan Thobroni (Murid Syaikh Abu Hasan Ma'rib)
3. Masjid Abu Bakar As Shiddiq, Jl Veteran Kraton Pekalongan
4. Masjid Ibnu Abbas, Pekuncen Wiradesa, Ustadz Abu Dzar (Ma'had Jamilurrohman Jogja)
5. Masjid Al Hidayah, Jl Pait Km 10 Siwalan, diasuh oleh Ustadz Abu Nakhla
6. Masjid Al Muhajirin, Karanganyar, diasuh oleh Ustadz Abu Hudzaifah Tasiwan (MEDIU)
7. Masjid Utsman bin Affan, Sijeruk Sragi.

Alhamdulillah-illadi bini'matihi tatimush sholihat.

Pekalongan, 24 Rb Akhir 1433 / 17 Maret 2012

Abu Abdillah Gilang Aqrizal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan saran dan kritiknya